Siswa Aceh Bersama Gita Handayani Ke Istana Negara 2020

SISWA Aceh kembali mengukir prestasi di tingkat nasional. Tak tanggung-tanggung, siswa yang tergabung dalam Marching Band Gita Handayani binaan Dinas Pendidikan Aceh tahun 2019 ini kembali mendulang Piala Presiden Republik Indonesia. Tim Marching Band Gita Handayani yang ditukangi Taufik Hidayat yang lebih akrab dipanggil Toya itu berhasil keluar sebagai juara umum untuk kedua kalinya pada … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

SISWA Aceh kembali mengukir prestasi di tingkat nasional. Tak tanggung-tanggung, siswa yang tergabung dalam Marching Band Gita Handayani binaan Dinas Pendidikan Aceh tahun 2019 ini kembali mendulang Piala Presiden Republik Indonesia.

Tim Marching Band Gita Handayani yang ditukangi Taufik Hidayat yang lebih akrab dipanggil Toya itu berhasil keluar sebagai juara umum untuk kedua kalinya pada Grand Prix Junior Band (GPJB) memperebutkan piala Presiden Republik Indonesia Tahun 2019 ini.

Penampilannya yang atraktif dan gemilang saat berlaga di Gedung Olahraga (GOR) Popki Cibubur, Jakarta, telah mampu memberikan persepsi baik bahwa anak-anak Aceh bisa dan siap mandi keringat untuk menggapai prestasi puncak.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rahmat Fitri mengalungkan bunga ke pelatih marcingband Gita Handayani, Taufik Hidayat alias Toya.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rahmat Fitri yang datang khusus ke arena perlombaan ikut memotivasi para siswa untuk mengembalikan Piala Presiden ke Aceh. Tahun 2016 lalu, anak-anak Aceh memang sudah mendulang gelar juara umum.

Tapi dalam dua tahun berikutnya, 2017 dan 2018, tim Tanah Rencong absen. Tahun 2017, sebagai juara pada tahun 2016, karena anak-anak Aceh focus pada persiapan untuk tampil di Istana Negara memeriahkan Hari Proklamasi 17 Agustus.

Sedangkan pada tahun 2018, tim binaan Dinas Pendidikan Aceh absen karena mempersiapkan diri untuk berlaga di Piala Raja Sultan Hamengku Buwono IX di Yogyakarta. Dan hasil pada Piala Raja, anak-anak Aceh kembali mempersembahkan gelar juara umum.

Pada penampilannya di Grand Prix Junior Band (GPJB) 2019, Tim Marching Band Gita Handayani tampil memukau dan nyaris mendominasi perolehan gelar juara untuk seluruh nomor yang diperlombakan.

Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah MT, secara khusus memberi apresiasi terhadap prestasi yang dicapai tim Marching Band Gita Handayani. Lewat video yang diunggah Humas Pemerintah Aceh ke Youtube, Nova mengaku bangga atas prestasi ini dan berharap penampilan serupa bisa diperlihatkan pada peringatan Hari Proklamasi, 17 Agustus 2020 mendatang di Istana Negara.

Prestasi ini juga telah ditorehkan Tim Marching Band Gita Handayani binaan Dinas Pendidikan Aceh, yang dilangsungkan di GOR Popki Cibubur, Jakarta Timur, sejak 12-13 November 2016 lalu. Berangkat dari prestasi yang ada tersebut, Tim Marching Band Gita Handayani binaan Dinas Pendidikan Aceh kembali mempersembahkan prestasi gemilang di tahun 2019 ini.

Disaksikan langsung Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Rachmat Fitri HD, MPA dan Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh, Teuku Nara Setia, SE, M.Si, Ak, Tim Marching Band Gita Handayani tampil sempurna di GOR Popki Cibubur, Jakarta Timur, pada Minggu, (17/11/2019).

Tak ayal, pada Tahun 2019 ini, Tim Marching Band Gita Handayani berhasil memboyong sejumlah subjek meliputi, juara I Field Commander, Juara I Teknik Perkusi Terbaik, Juara I Teknik Colourguad Terbaik, Juara I Ensable Visual Terbaik, Juara I Ensamble Musik Terbaik, Juara I Show & Perfomement Terbaik, Juara I Busana Terbaik.

Bukan hanya itu, Tim Marching Band Gita Handayani ini juga berhasil menyabet juara II Solo Horn Terbaik, Juara II Teknik PIT Terbaik, dan Juara II Teknik Brass Terbaik.

Baca Juga:  Peran Guru ke Depan Semakin Penting di Era Global

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Rachmat Fitri HD, MPA, memberikan apresiasi ke juara Tim Marching Band Gita Handayani. Namun, ia menegaskan prestasi yang diraih itu juga tidak terlepas dari doa dan dukungan semua pihak dan seluruh komponen rakyat Aceh.

“Mari kita bersama-sama membesarkan Gita Handayani ini untuk mengharumkan Provinsi Aceh di level nasional maupun Internasional. Dan dengan modal juara umum kedua kali ini pada kejuaraan Grand Prix Junior Band (GPJB), tingkatkan terus prestasi yang telah berhasil diraih,” ujar Haji Nanda===sapaan akrab Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini.

Para pemain Marching Band Gita Handayani foto bersama Ketua PB PDBI, Kombes Pol Joko Sarwoko MM seusai memenangkan Grand Prix Junior Band di Jakarta. FOTO FOR ACEH HERALD.COM

Menurutnya, ia mengingatkan agar prestasi yang ditorehkan itu untuk tidak disambut dengan euforia. Sebab, Euforia akan mengalihkan manusia dari rasa ta’dzim (mengagungkan) kepada Allah Yang Maha Pencipta, menjadi ta’dzim kepada makhluk-Nya.

Ketua kontingen Herlina, SE, M.Si, menambahkan, Tim Marching Band Gita Handayani binaan Dinas Pendidikan Aceh telah memberikan yang terbaik dalam ajang Grand Prix Junior Band (GPJB) memperebutkan piala Presiden Republik Indonesia Tahun 2019.

“Siswa-siswi yang tergabung dalam Marching Band Gita Handayani ini telah tampil dengan sempurna hingga mengantarkan mereka kembali meraih juara umum pada ajang Grand Prix Junior Band (GPJB) memperebutkan piala Presiden Republik Indonesia tahun ini,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan do’a seluruh masyarakat Aceh, sehingga Marching Band Gita Handayani Dinas Pendidikan Aceh berhasil menjadi juara umum Piala Presiden, membawa harum nama Aceh di tingkat nasional,” demikian Herlina. (adv)

 Marching Band

TAK MASUK akal memang, melatih personal tim Marching Band Gita Handayani binaan Dinas Pendidikan Aceh  dengan moda shalat berjamaah. Tapi itulah kenyataan yang kami lakukan. “Dengan modal shalat berjamaah lima waktu dan disiplin dalam berlatih, Marching Band Gita Handayani dalam dua kali keikutsertaannya di Grand Prix Junior Band (GPJB) tingkat nasional, kedua-duanya menempati peringkat Juara Umum,” kata Taufik Hidayat, sang pelatih yang akrab disapa dengan panggilan Toya.

Toya mengaku untuk mendisiplinkan 150 personil Marching Band yang ditanganinya jelas tidak mudah. “Semula saya sempat tidak yakin mampu mendisiplinkan mereka. Karena, atlet ini berasal dari latar belakang sekolah dan keluarga yang berbeda, pasti mereka punya kepribadian masing-masing yang sulit untuk disatukan,” katanya.

Tapi, Alhamdulillah,  tambah lelaki yang yang sejak duduk di bangku SMP Negeri 1 Banda Aceh sudah bergelut sebagai personel dalam tim drumband sekolah, mengaku pantang menyerah. “Saya akan bisa. Saya optimis bisa. Untuk tahap pertama, saya mencoba dengan mendisiplinkan para atlet dengan menegakkan shalat berjamaah lima waktu,” katanya.

Pada tahap pertama, memang ada saja yang protes. Ada suara-suara sumbang yang menyebutkan bahwa shalat berjamaah itu, tidak masuk dari bagian latihan. Mereka menyebutkan shalat berjamaah  itu hak masing-masing personel. “Ini menjadi tantangan berat bagi saya. Saya tidak boleh mundur. Saya bersiteguh shalat jamaah lima waktu itu wajib bagi semua anggota Tim Marching Band Gita Handayani. Karena shalat berjamaah itu perintah Allah dan pasti mampu mendisiplinkan para  peserta,” katanya.

Baca Juga:  Ternyata Ini Alasan Imlek Identik dengan Warna Merah

“Kenapa harus dengan shalat berjamaah? Jadi, saya pikir kalau perintah Allah saja masih ada yang tidak patuh. Bagaimana dengan instruksi saya nanti saat melatih,” ujar Toya dengan nada serius.

Sebagai pelatih Marching Band Gita Handayani, sejak tahun 2916, Toya mengaku sudah tiga kali berhasil merebut gelar juara umum tingkat nasional, dua kali sebagai juara Grand Prix dan satu kali Piala Raja Sultan Hamengkubuwono IX di Jogyakarta.

Dikatakan, sebenarnya sejak tahun 2016 tim binaannya bisa meraih gelar juara secara beruntun. Tapi, sebagai juara Piala Presiden tahun 2016. Marching Band Gita Handayani harus menyiapkan diri untuk tampil di Istana Negara pada 17 Agustus 2017.

Sukses tampil di Istana Negara yang diiringi dengan lagu Hikayat Prang Sabi yang dilantunkan penyanyi asal Aceh, Cut Niken, makin membuat penampilan Marching Band Gita Handayani mendapat aplus yang luar biasa.

Sedangkan pada tahun 2018, Marching Band Gita Handayani kembali absen pada Grand Prix…. yang berlangsung di GOR Forki Cibubur, Jakarta. Sebab, pada Oktober 2018, timnya fokus pada perebutan Piala Raja Sultan Hamengku Buwono IX di Yogyakarta.

Ya Alhamdulillah,,,, pada perebutan Piala Raja, tim binaan Dinas Pendidikan Aceh kembali mempersembahkan gelar juara umum Piala Raja Hamengku Buwono IX.

Sukses beruntun juga diakui Taufik Hidayat sang pelatih Marching Band Gita Handayani yang berlaga di Grand Prix  Junior Band November 2019, Pada Kejuaraan yang berlangsung di GOR Forki Cibubur, Jakarta.

Tampil dengan Mayoret Siti Nasywa Rusdi, tim Aceh nyaris memborong seluruh nomor yang diperlombakan hingga keluar  sebagai juara umum dan berhak atas Piala Presiden,

Tim Marching Band Gita Handayani berhasil memboyong sejumlah subjek meliputi, juara I Field Commander, Juara I Teknik Perkusi Terbaik, Juara I Teknik Colourguad Terbaik, Juara I Ensable Visual Terbaik, Juara I Ensamble Musik Terbaik, Juara I Show & Perfomement Terbaik, Juara I Busana Terbaik.

Namun, tambah Toya untuk mendapatkan gelar juara umum kejuaraan Marching Band tingkat nasional tidaklah gampang. Nyaris selama 9 bulan anak-anak harus rela berlatih siang malam. “Kalau siang mereka harus berpanas-panas dalam cuaca di antara 30 – 35 derajat celcius. Sedangkan saat berlatih malam, mereka harus mampu menahan udara dingin hingga di bawah 18 derajat celcius,” ujar putra kelahiran Bireuen, 1 Oktober 1991.

Pasca keberhasilan menjuarai Piala Presiden, kini seluruh 150 siswa yang berasal dari SMP/MTs dan SMA/MA se Banda Aceh dan Aceh Besar diliburkan secara total. Sesuai jadwal, anak-anak akan tampil kembali memeriahkan Hari Guru/HUT PGRI tingkat Provinsi Aceh.(adv)

Berita Terkini

Haba Nanggroe